Rabu, 23 Januari 2013

Cerita Seru - Ibu Roni

Saya menonton ibu saya berumur 35 tahun menyabuni payudara beratnya di shower lewat pintu kamar mandi yang dibuka sebagian. Dia kelihatan panas! Saya tergiur kepada ibu saya selama beberapa waktu sekarang, mulai saya sudah menginjak umur 12 dan mulai memikirkan seks dengan serius. Sekarang, di usia 14 tahun, saya mulai mematai ibu saya semakin sering. Kulit putihnya yang basah, badan seksinya yang lansing, pinggangnya seksi, payudara bulat yang besar dan jembut gelapnya. Saya mau ngentot dengannya, saya memimpikannya terus-menerus. Saya mau memperkosanya, menjadikannya budak seks saya. Saya tidak bisa tahan lagi, melihat ibu di sana. Oleh sebab itu saya kembali ke kamar saya. Ketika saya sudah kembali ke kamar saya dan menutup pintu saya mengambil ke luar photo telanjang ibu saya. Ibu benar-benar telanjang, rambutnya basah, menyembunyikan matanya tetapi saya dapat pemandangan yang indah dari bulu memeknya dan tetek besarnya. Saya ambil borgol saya dari bawah kasur saya, ditempatkan di lantai di samping foto, saya mengambil celana, duduk dan mulai menggosok komtol saya dengan dua celana dalam wanita sutera putih ibu saya, memanjakan diri saya dengan fantasi saya memukul dan mengentot ibu saya di kamar saya. Saya ingin ibu menjerit dan meminta saya untuk berhenti, kami tinggal cukup jauh dari tetangga oleh sebab itu tak seorang pun akan mendengarnya. Saya duduk beronani untuk waktu yang lama, berfantasi dengan suara ibu waktu menggunakan dildo di kamarnya pada malam hari (ibu tidak pernah punya lelaki lain sejak cerai 3 tahun yang lalu) suara rintihan ibu dan suara memek yang basah. Saya sudah ngaceng dan peju saya sudah siap keluar dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar saya. Jantung saya mulai berdebar, saya panik. Saya ambil celana saya untuk menutup kontol saya dan menyembuyikan borgol dan photo. Ibu saya membuka pintu dan berjalan masuk kamar saya. Ibu menggunakan handuk pink yang menutupi dadanya. “Roni….kamu sedang ngapain? Ibu bertanya. “Tidak ngapa-ngapain” saya menjawab seadanya. Saya sedang mengganti celana saya” “Oh ya sudah, Ibu hanya ingin bertanya apa kamu tidak melihat celana dalam ibu di kamar mandi?” Ibu bertanya sambil melihat lihat kamarku. Oh shit, dalam hatiku. Saya tidak mengira kalo ibu meninggalkan celana dalamnya di kamar mandi untuk dipakainya, saya kira celana dalam itu ada dikamar mandi karena ibu lupa. Dan saya baru menyadari kalo celana dalam ibu masih ada di tangan kanan saya, tangan yang saya pakai untuk memeggang celana saya untuk menutupi kontol saya yang lagi ngaceng. Ibu melihat saya, apa ada yang salah dengan saya, melihat tangan kanan saya, untuk melihat apa yang sedang saya pegang. “Apa yang sedang kamu pegang disana” Ibu bertanya penasaran. Ibu mencoba meraih tangan saya dan tampa di sadarinya handunknya mulai sedikit turun. “Tidak ada apa-apa” saya mencoba menghindar dan menyembunyikan celana dalam ibu dan yang lainnya di bawah celana saya. “Yang benar Roni!” Ibu membungkuk, mencoba mengambil celana saya dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang handunknya. Saya mencoba menghindar dan ibu mengambil celana saya. Sial, kontol ngaceng saya, photo telanjang ibu dan borgor ketahuan ibu, tangan kanan saya masih memegang celana dalam ibu di paha saya. Mata ibu melotot, ibu sangat kaget dan tiba-tiba saja ibu lupa memegang handuknya sehingga handunknya jatuh kelantai bersamaan celana saya yang juga lepas dari gengaman ibu. Shit, dalam hati saya. Payudara ibu membuat saya nafsu birahi saya terbakar, saya melihat bibir memek ibu yang pink melalui jembutnya. Kontol saya ngaceng lagi waktu saya melihat itu semua. “R-R-Roni ada apa ini?” Ibu bertanya penasaran. “Berikan celana dalam ibu sekarang Roni! Berdiri and pakai celanamu!” Dalam hati saya, sekarang atau tidak pernah sama sekali. Saya meloncat berdiri dan berdiri tepat di depan ibu, meraih kedua tangan ibu dan memegangnya kebelakang ibu dan mendorong badan ibu ke kasur. Saya cepat-cepat meraih borgol saya dan sebelum ibu beraksi lalu saya borgol kedua tangan ibu di belakangnya ketempat tidur saya. “Roni! Roni! Apa yang sedang kamu lakukan?!” ibu marah-marah. Ibu berusaha melepaskan dirinya sendiri. Saya memegang pantat ibu yang bahenol dan menggegamnya kuat-kuat. “Saya akan entot kamu Bu.” Saya membentak ibu. “Saya akan entot ibu sekarang” “Jangan lakukan ini Roni! Roni! Apa yang kamu lakukan Roni?!” ibu memelas. Saya tidak ragu-ragu lagi, ini apa yang seperti saya impikan. Saya memegang paha ibu dan membuka bibir memek ibu dengan tangan kiri saya dan tangan kanan saya memegang kontol saya untuk mengarahkannya ke memek ibu. “Aaargh!” ibu mendesah. “Hentikan! Tolong hentikan Roni! Tidak, tidak….” Saya masukan kontol saya ke dalam memek ibu sedalam mungkin. Memek ibu masih kering dan kontol saya terasa sakit tapi saya tidak peduli. Pantat ibu naik ke atas tempat tidur, saya gegam erat-erat payudara ibu dengan kedua tangan saya. Darah keluar dari memek ibu membasahi kontol saya. “Tolong hentikan Roni. Tolong hentikan, anakku Roni! Ini mennyakitkan Ronniii! Jangan sakiti ibu Ronniii!” Ibu memohon. Mendengar ibu kesakitan membuat saya menyodok ibu lebih kuat. “Ooohh Ibu. Memek kamu sangat hangat! Bagaimana perasaanmu saya menyetubuhi ibu, hmm eh ibu? Kamu sekarang menjadi budak seks saya, budak untuk di entot” bentak saya. “Saya akan keluarkan peju saya di dalam memek ibu, saya akan membuat kamu menjadi ibu dari anak saya! Jika anaknya perempuan, saya akan menyetubuhinya juga ketika dia cukup umur, hahaha! Ngetot sama anak dan saudara perempuan saya. Dan jika anaknya laki-laki, saya akan mengajak dia untuk menyetubuhi kamu juga, cucu kamu hahaha” saya membentak. “Tidak, kamu tidak bisa! Kamu tidak bisa, jangan!” ibu memohon. Saya pegang pinggul ibu dan menyodok kontol saya dalam-dalam pada waktu peju saya akan keluar. Saya tahan kontol saya di dalam memek ibu dan mengeluarkan semua sperma saya di dalam memek ibu. “Oooh, aaargh….ooohhh…aaarrgh…arrggh….mmmmm…..yes!” saya berteriak ketika saya orgasm di dalam memek ibu. Dan rupanya ibu juga orgasm pada saat yang besamaan, ketika saya megeluarkan sperma saya ibu juga mengeluarkan cairan tubuhnya pada waktu yang bersamaan. “Tidaaaakkkk, oh tidaakkk oh tidak….apa yang telah kamu lakukan! Apa yang telah kamu lakukan Roni, ooohhh Ronnniiii…” ibu saya merespon kelakuan saya. Saya mengeluarkan kontol saya yang penuh dengan peju saya dan juga pejunya ibu dan mengelap semua peju itu ke jembut ibu yang hitam. Saya lalu mengambil kamera polaroid saya dan mengambil beberapa photo bugil ibu saya. Lalu saya jambak rambut ibu saya dan mengarahkan mulut ibu ke kontol saya yang masih keras mengaceng. “Hentikan sekarang Roni.” Ibu memohon. “Kamu baru saja memperkosa ibu kamu dan sekarang waktunya untuk dihentikan.” “Tidak ibu, saya ingin mengetotin mulut ibu, saya mau ibu menyepong kontol saya seperti di filem porno. Ibu harus nyepong kontol saya atau photo-phot ibu akan saya sebar di internet” saya berkata sambil menunjukkan photo bugil ibu ke depan muka ibu. “Sepong kontol saya dan biarkan saya meghisap putting susu ibu and saya akan melepaskan ibu.” Saya memohon ke ibu. “Oh Roni….” Ibu menangis tetapi mulai mencium dan menyepong kontol saya. Saya masih menjambak rambut ibu, saya posisikan ibu untuk berlutut dan saya duduk di tempat tidur dan menyodok kontol saya ke dalam mulut ibu. “Oh yes, enak bu, mmmmm yes” saya keenakan dengan sepongan ibu. Lalu saya memeras kedua putting susu ibu. Saya mulai tidak sabar dengan sepong ibu yang lambat maka saya mulai menyodok kontol saya dalam-dalam ke dalam mulut ibu. Ibu kaget pertama kalinya tetapi selanjutnya ibu bisa mengikuti keinginan saya. Saya menyodok mulut ibu saya dengan kontol saya seperti saya mengentotin memek ibu. Tiba-tiba saja saya orgasm untuk yang kedua kalinya di dalam mulut ibu saya, saya keluarkan beberapa peju saya di dalam mulut ibu dan sisanya saya mucratkan peju saya ke muka dan puting susu ibu. Banyak sekali peju saya, semuanya putih, kental dan hangat membasahi muka dan payudara ibu. Saya harus mengambil photo lagi, peju saya mengalir dari muka ibu jatuh ke payudara ibu. “Apakah kamu akan membebaskan ibu Roni?!” ibu bertanya. “Ini apa yang saya impikan bu. Saya ingin menyetubuhi ibu selamanya. Saya serius ketika saya bilang saya ingin punya anak dari rahim ibu” saya menjelaskan kepada ibu. “Tolong lepaskan saya sekarang! Kamu keparat” ibu berteriak. Setalah itu saya merasa nafsu lagi melihat ibu yang masih telanjang penuh dengan peju saya. Lalu saya setubuhi ibu berulang kali hingga akhirnya ibu benar-benar menjadi budak seks saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar